Menambah Pengetahuan


HAKIKAT, PROSES, ISI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK

A.     Hakikat Pegembangan Kurikulum 

Menurut Hulman Sihombing (2019:9) Kurikulum bukanlah barang mati dan juga bukan kitab suci yang sakral dan tidak boleh diubah-ubah. Kurikulum disusun agar dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Jika masyarakatnya berubah, maka kurikulumnya juga harus ikut berubah. Jika kurikulum tidak berubah, maka sebuah layanan pendidikan hanya akan menghasilkan produk didik yang mandul, yang pada alhirnya akan ditinggal-kan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder pendidikan.

Secara teoritis, pengembangan kurikulum dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang harus diperhatikan dalam kurikulum adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua itu hendaknya tercermin dalam kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan yang ada. Pada dasarnya kurikulum berisikan tujuan, metode, media evaluasi bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum yang disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik di seluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama.

Jadi dapat penulis simpulkan kurikulum ialah: suatu program pendidikan yang berisikan berbagi bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. 

B.      Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum
1.      Makna perubahan kurikulum

Kurikulum dapat di pandang sebagai buku atau dokumen yang digunakan guru sebagai pegangan daam proses belajar-mengajar. Kurikulum juga dapat diartikan sebagai suatu yang hidup dan berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu direvisi secara berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman.

Menurut Hulman Sihombing (2019:10) pendek kata, kurikulum berkaitan dengan keseluruhan kehidupan anak sepanjang sekolah. Mengubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih pelik, sebab menyangkut banyak variabel.Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru sendiri, murid, kepala sekolah, penilik, orangtua, dan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan sekolah ini. Ini berarti perubahan kurikulum adalah perubahan sosial atau curriculum change is a social change.

2.      Perubahan dan pengembangan

Perubahan tak selalu sama dengan pengembangan, akan tetapi pengembangan selalu mengandung perubahan. Pengembangan berarti meningkatkan nilai atau mutu. Menurut Hulman Sihombing (2019:10) perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan, yang mungkin membawa perbaikan, akan tetapi dapat juga memperburuk keadaan. Namun demikian, pada umumnya  niat perubahan dimaksudkan untuk menjadikan perbaikan.

Pengembangan selalu dikaitkan dengan penilaian, pengembangan diadakan untuk meningkatkan nilai.Untuk melakukannya didasarkan atas kriteria tertentu. Perbedaan kriteria akan memberi perbedaan pendapat tentang baik buruknya perubahan itu. Dalam bidang kurikulum kita melihat betapa banyaknya ide dan usaha pengembangan kurikulum yang  dicetuskan oleh berbagai tokoh pendidikan. Macam-macam kurikulum telah diciptakan dan banyak diantaranya telah dijalankan.Apa yang mula diharapkan, akhirnya ternnyata menimbulkan masalah lain, sehingga kurikulum kurikulum itu ditinggalkan dan diubah.

3.      Bagiamana Terjadinya Perubahan

Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam tiga fase: fase pertama, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu dilancarkan, dengan menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang ingin dicapai. Kedua, fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi perubahan tersebut dan menyamakan pendapat selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan.

4.      Perubahan Guru

Perubahan kurikulum tak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pada diri guru karena gurulah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi kurikulum. Namun, apabila perubahan itu disadari oleh guru sebagai sebuah kebutuhan untuk mengatasi masalah dan kekurangan yang dimilikinya, maka tanpa di dorong pun ia akan berupaya untuk mencari cara untuk mengatasi persoalan dan kekurangan yang dirasakanya. Pada saat itu guru terbuka terhadap perubahan. Informasi yang ia peroleh, baik melalui ceramah atau bacaan, akan memberinya wawasan atau pandangan baru tentang  perubahan. Guru adalah  tokoh utama dalam kelasnya, ia akan  menentang perubahan yang akan mengurangi kedudukannya.

5.      Mengubah Lembaga atau Organisasi

Mengubah lembaga atau organisasi merupakan persoalan tersendiri.Setiap organisasi merupakan persoalan tersendiri.Setiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu.Masing-masing orang mempunyai status dan peran tertentu yang memberinya harga diri atau kekuasaan.Mengadakan perubahan dalam strukur itu dapat mengancam kedudukan seorang. Menurut para ahli, rekayasa sosial dalam usaha mengadakan perubahan dapat dilalui empat langkah, yakni: menganalisi situasi, menentukan perubahan yang perlu diadakan, mengadakan perubahan itu, memantapkan perubahan itu.

6.      Kelambanan Perubahan Dalam Pendidikan

Menurut Hulman Sihombing (2019:13) terdapat beberapa penyebab kelambanan perubahan dalam dunia pendidikan.

Pertama, pendidikan, termasuk kurikulum belum cukup mempunyai dasar ilmiah. Sulit meramalkan dengan pasti  apa yang akan terjadi bila dijalankan metode tertentu karena banyaknya variabel yang mempengaruhi hasil suatu tindakan pendidikan. 

Kedua, pendidikan termasuk kurikulum, tidak mempunyai petugas khusus yang bersedia memberi bantuan kapan saja diperlukan.

ketiga, ada penghargaan khusus bagi guru atau siapa saja  yang mengadakan perbaikan, yang membedakannya dengan guru lain yang tidak melakukan perubahan apa-apa kecuali sekedar mengikuti tradisi atau kebiasaan.

Keempat¸kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama yang telah teruji dan telah  dikenalnya  dengan baik dan dijalankan secara rutin.

Kelima, kurikulum yang uniform atau seragam menghambat ruang gerak guru untuk mengadakan perubahan dan menimbulkan kesan, seakan-akan setiap  penyimpangan dari apa yang telah ditentukan dalam pedoman kurikulum dianggap sebagai pelanggaran.

C.    Isi Pengembangan Kurikulum

Ada dua hal yang harus diperhatiakan dalam kaitannya dengan isi dalam pengembangan kurikulum :

1.      Isi kurikulum didefenisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar.
2.      Dalam proses mengajar ada dua elemen kurikulum yang berinteraksi secara konstan yakni isi dan metode.

 a.      Persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penyelesaian isi atau bahan 

Ada beberapa hal yang juga memuat keraguan akan validitas penyeleksian isi dalam mata pelajaran tradisional yakni :

  • Berbagai defenisi mata pelajaran yang penting
  • Hubungan anatara mata pelajaran di sekolaudan cara penegtahuan di klafisikasikan Burner (dalam Abullah Idi,2007), berpendapat bahwa pengajaran
  • Kurikulum baru berhubungan dengan cara memberikan pengetahuan anak didik tentang struktur fundamental dari mata pelajaran yang dipilih
  • Mengaplikasikan kriteria isi pengajaran dan amta pelajaran merupakan sebuah kebutuhan. Ketika menyeleksi ,isi pengajaran,isi bagi anak didik telah diketahui sebagai pertumbuhan utama. Para pengembang memiliki beberapa masalah dalam menyeleksi.
b.      Kriteria penyeleksian isi atau bahan 

1.      Validitas
2.      Singnifikansi
3.      Sesuai dengan minat peserta didik
4.      Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran (learnability)
5.      Konsisten dengan realitas sosial
6.      Mempunyai nilai guna(ulitiry)

 c.       Pengembangan Materi Kurikulum 

Materi kurikulum (curriculum meterials) merupakan salah satu komponen dalam pengembangan kurikulum.

Isi atau meteri kurikulum pun harus bersumber pada 3 hal, yakni :

-          Masyarakat beserta budayanya
-          Siswa sumber Materi kurikulum
-          Ilmu pengetahuan

Dalam menentukan isi kurikulum ketiga dasar tadi harus digunakan secara seimbang. Isi kurikulum yan terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mempengaruhi keseimbangan makna pendidikan.

D.    Implikasi Terhadap Guru
 Sesuai peraturan menteri tentang kompetensi guru, bahwa ada  empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.

Pertama, kompetensi pedagogik, yaitu kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar. Di dalamnya terkait teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik serta menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Kedua, kompetensi akademik (keilmuan). Ini juga penting, karena guru sesungguhnya memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pengertian lain, guru harus menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Selain itu, guru juga harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

Ketiga, kompetensi sosial. Guru harus memiliki kompetensi sosial, karena ia tidak hanya dituntut cerdas dan mampu menyampaikan materi keilmuannya dengan baik, tapi juga dituntut untuk secara sosial memiliki kompetensi yang memadai. Di sisi lain, guru harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

Keempat, kompetensi kepribadian. Guru adalah figur “digugu dan ditiru.” Pada diri guru terdapat  teladan  yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta didiknya. Maksudnya, guru harus berupaya menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat.

       Adalah wajar jika guru menempati peran yang cukup penting dalam pengembangan kurikulum, karena seorang guru, dialah orang yang paling mengerti dan mengetahui situasi dan kondisi hasil belajar peserta didiknya serta bertanggung jawab penuh didalamnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Pada sisi lain, guru adalah pembelajar siswa, yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah. Hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajaran dipersyaratkan agar guru memahami kurikulum.

Sekian Informasi Hari Ini
T'rimakasih sudah membaca
semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengertian Kurikulum & PAK menurut Para Ahli serta Sejarah Kurikulum & Perbedaan Kurikulum di Indonesia dengan di luar Negeri

"Pengertian Kurikulum dan Pengertian PAK"